Anggota kelompok:

1. Aida ula M.               (03) 

2. Alyka Marysha P. A (04) 

3. James Arthur I. H.   (17) 

4. Joviansyah A. N. S.  (18) 

5. M. Nicxon H.             (21) 

BAB 3 JUJUR DAN MENEPATI JANJI

ARTIKEL

"Menapaki Jalan Kejujuran dan Janji dalam Pendidikan Agama Islam"

Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi pondasi penting dalam membentuk karakter dan moralitas individu. Dalam merangkai perjalanan kehidupan, kejujuran dan menepati janji menjadi nilai yang tidak hanya diajarkan, tetapi juga dijunjung tinggi dalam ajaran Islam.

Kejujuran, atau siddiq, adalah pilar utama dalam Islam. Saat berinteraksi dengan sesama, kejujuran menjadi prinsip yang tidak hanya mencakup perkataan tetapi juga perbuatan. Melalui PAI, para pelajar diajarkan bahwa kejujuran membentuk dasar kepercayaan, sebuah nilai yang esensial dalam menjalani kehidupan sosial.

Selain itu, menepati janji adalah wujud dari sikap amanah, atau kepercayaan. Islam mengajarkan bahwa janji adalah ikatan yang harus dijaga dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, siswa yang mengikuti pembelajaran PAI diajarkan untuk bertanggung jawab dan konsisten dalam memenuhi komitmen mereka.

Pentingnya kejujuran dan menepati janji dalam PAI bukan hanya sekadar pelajaran teoritis, tetapi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Guru PAI berperan sebagai teladan, mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan dan perkataannya. Hal ini memastikan bahwa pesan kejujuran dan janji yang diajarkan di dalam kelas tidak hanya tetap di dalam dinding sekolah, melainkan membekas dalam tindakan nyata.

Dalam era di mana informasi tersebar luas dan ketidakjujuran dapat merusak kepercayaan, PAI berfungsi sebagai benteng moral. Siswa yang terampil dalam menerapkan kejujuran dan menepati janji diharapkan tidak hanya menjadi pribadi yang kuat secara moral tetapi juga agen perubahan yang membawa nilai-nilai luhur ke dalam masyarakat.

Dengan demikian, PAI bukan hanya mata pelajaran di atas kertas, melainkan fondasi untuk membangun karakter yang kokoh. Kejujuran dan menepati janji bukan hanya janji yang dilafalkan, tetapi janji yang diamini dan diterjemahkan dalam tindakan nyata. Itulah esensi dari Pendidikan Agama Islam: memandu generasi mendatang menuju kehidupan yang bermartabat, penuh kejujuran, dan setia pada janji.

Dalam konteks PAI, kejujuran dan menepati janji bukanlah sekadar norma-norma moral, tetapi juga cermin dari hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan. Siswa diajarkan bahwa kejujuran adalah bentuk ibadah, dan menepati janji adalah wujud ketaatan pada perintah Allah. Dengan demikian, pemahaman terhadap kejujuran tak hanya berdampak di ranah sosial, tetapi juga dalam dimensi spiritual.

Pentingnya kejujuran dan menepati janji dalam PAI tidak hanya berfokus pada hubungan antarindividu, tetapi juga merambah ke aspek kepemimpinan. Seorang pemimpin yang berlandaskan kejujuran dan konsistensi dalam janji memiliki daya pengaruh yang lebih besar. PAI tidak hanya mencetak pemimpin yang cerdas secara intelektual, tetapi juga bijaksana dan terpercaya.

Pembelajaran PAI tidak terbatas pada pembacaan ayat-ayat suci dan riwayat hidup nabi, melainkan mengajarkan siswa untuk menghadapi tantangan modern dengan nilai-nilai Islam. Bagaimana berbisnis tanpa meninggalkan prinsip kejujuran, atau menjadi profesional yang tidak hanya pandai tetapi juga amanah, menjadi bagian dari diskusi dalam pembelajaran PAI.

Dengan mengakar pada kejujuran dan menepati janji, PAI membentuk individu yang mampu bersikap adil dan menghormati hak-hak sesama. Hal ini menciptakan lingkungan di mana toleransi, kerjasama, dan persaudaraan menjadi landasan kuat. Pendidikan Agama Islam, dengan esensinya yang mendalam, tidak hanya menjadikan siswa pintar secara akademis tetapi juga bijaksana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dalam kesimpulannya, PAI memainkan peran kunci dalam membentuk karakter generasi muda. Kejujuran dan menepati janji yang diajarkan tidak hanya menjadi nilai-nilai terpahat di dinding sekolah, tetapi menjadi pilar kehidupan yang membimbing individu menuju kedewasaan moral dan spiritual. Dengan demikian, PAI bukan hanya mata pelajaran, melainkan panduan hidup yang membawa manfaat jangka panjang bagi individu dan masyarakat.

PANTUN

1.Obat apotik resepnya manjur

 Buat hilangkan kesemutan 

 Sedari kecil berlatih jujur 

 Kelak dewasa jadi panutan

2.Dari Krukut ke Cianjur 

 Makan duku sambil berkumur 

 Jangan takut berkata jujur 

 Kelak hidup menjadi makmur.

POSTER


BAB 4 MENGASAH PRIBADI YANG UNGGUL DENGAN TATA KRAMA, SANTUN, DAN MALU

ARTIKEL

Dalam perjalanan menuju keunggulan pribadi, tata krama, kesantunan, dan malu menjadi fondasi penting. Tata krama mencerminkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, sedangkan kesantunan menciptakan hubungan yang harmonis. Malu membentuk karakter moral dengan nilai-nilai keIslaman.

Tata krama memainkan peran sentral dalam membentuk citra diri dan hubungan sosial. Sikap hormat, sopan, dan perhatian terhadap orang lain menciptakan lingkungan yang positif. Kesantunan, sebagai ekstensi dari tata krama, melibatkan perilaku baik dan penghargaan terhadap perbedaan. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ini, seseorang dapat membangun reputasi yang baik dalam interaksi sehari-hari.

Santun adalah cerminan dari kesopanan dan kebaikan hati. Berbicara dengan kata-kata yang lembut, menghormati perbedaan pendapat, dan menunjukkan empati adalah langkah-langkah kecil namun kuat untuk menjadi pribadi yang santun. Santun juga melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan respon yang bijaksana.

Pentingnya malu dalam mengasah pribadi tidak dapat diabaikan. Malu mencakup rasa malu yang positif, yaitu ketika seseorang merasa malu untuk berbuat buruk atau meninggalkan nilai-nilai agama. Ini membimbing perilaku menuju kebaikan dan etika moral. Malu juga memperkuat landasan moral dengan mengajarkan kejujuran, keadilan, dan kasih sayang.
Dengan menggabungkan tata krama, kesantunan, dan malu , seseorang dapat membentuk pribadi yang unggul. Hal ini menciptakan individu yang tidak hanya berkualitas dalam interaksi sosial, tetapi juga memiliki integritas moral yang kokoh. Keunggulan pribadi bukan hanya tentang kesuksesan materi, tetapi juga tentang kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
PANTUN

1.Lelaki dewasa pergi berperang 
Bom meledak di Kota Hiroshima 
Aku heran anak kecil jaman sekarang 
Kurang memahami pentingnya tata krama
2.Jalan-jalan ke Kota Serang 
Jangan lupa pakai baju bersih 
Disaat hidup dibantu orang 
Enggan untuk berterima kasih

POSTER